KEBERANIAN
Jauh di dalam jasad manusia ada
segumpal darah yang disebut hati, dan semua tahu bahwa apabila hati baik maka
akan keluar yang baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Namaun apakah
benar cuma itu yang akan menjadikan manusia baik ?
Apakah kita tahu kalau hati kita baik ?
Apakah orang lain akan dengan mudah mengatakan hati kita baik saat kita bisa
memperlakukan mereka dengan baik ? Apakah baik hati namanya jika kita melakukan
kebaikan dengan mengharapkan imbalan ? Lalu bila jawaban dari itu semua benar, maka satu pertanyaan muncul, dimana
posisi akhlak ?
Yang kita ketahui bersama alangkah
bagusnya kita apabila pikiran, ucapan dan perbuatan kita baik, mungkin dalam
bayangan kita tidak akan ada lagi perselisihan dan pertikaian karena semua dari
kita sama-sama berpikir, berucap dan berbuat baik, sangat elok bila semua bisa
melakukan itu. Tapi apakah di antara kita sadar bagaimana cara kita agar bisa
seperti itu ? Akan adakah pikiran, perkataan, dan perbuatan baik kita nampak
jika kita tidak berani melakukan itu semua ?
Orang sekeliling kita tidak akan pernah
tahu hati kita baik apabila kita tidak berani melakukan berpikir, berkata dan
berbuat baik. Jadi jelas masalahnya adalah apakah kita berani melakukan kebaikan
atau tidak, mulai dari berpikir, berkata dan bertindak.
Belum akan bisa dikatakan hati kita
baik meskipun kita terlihat melakukan kebaikan dan baik hati menurut orang
lain, apabila dalam melakukannya masih di ikuti sifat sombong, angkuh dan riya
dan bahkan ingin dipuji orang lain, apalagi dengan mengharapkan imbalan. Hati
yang baik tidak pula bisa tertukar dengan baik hati, karena hati yang baik erat
kaitannya dengan ruhiyah dan hubungan kita dengan Allah (Habluminalloh)
sementara baik hati sangat dekat hubungannya dengan hubungan antar sesama
manusia (Hablumminannaas) karena baik hati orang lain dapat menilainya.
Alangkah bagusnya jika kita bisa
membuat hati kita baik dan bisa baik hati kepada orang disekeliling kita, Tapi
apakah akan terwujud hal itu bila kita tidak berani melakukannya atau minimal
tidak berani mencobanya ? jadi jelaslah bahwa posisi berani dan keberanian
untuk melakukan itu adalah yang pertama sebelum baik hati dan hati kita menjadi
baik.
Keberanian itu tidak akan muncul di
dalam hati apabila akhlak kita memang tidak baik, karena akhlak adalah yang
paling utama yang menggerakkan hati manusia, karena akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Maka hati akan
tergerak menjadi berani dan baik apabila akhlak kita sudah baik.
Wallohu ’a lam bisshowab,,